Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Achmad Ardianto berkomitmen untuk memastikan proyek baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) berjalan dengan inklusif, agar berdampak nyata bagi masyarakat Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara.
“Antam berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan proyek berjalan inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujar Ardianto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Ardianto menjelaskan Antam sebagai BUMN akan selalu hadir dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Antam, kata dia, berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan proyek berjalan inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Di Halmahera Timur, proyek pengembangan industri baterai EV terintegrasi mencakup pertambangan, pembangunan kawasan industri yang di dalamnya terdapat pabrik bahan baku baterai berkapasitas 30.000 ton katoda per tahun, fasilitas pirometalurgi untuk memproduksi 88.000 ton refined nickel alloy, serta pabrik daur ulang baterai dengan teknologi sirkular berkapasitas 20.000 ton logam per tahun.
Kehadiran proyek strategis ini bukan hanya soal industrialisasi logam baterai, melainkan simbol kebangkitan ekonomi Indonesia timur. Serapan tenaga kerja langsung diproyeksikan mencapai 8.000 orang, dengan berbagai pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM lokal secara bertahap.
“Pembangunan ekosistem baterai ini bukan hanya proyek industri, tetapi juga momentum transformasi kawasan timur Indonesia,” kata Ardianto.
Dalam acara Groundbreaking Pabrik Baterai Terintegrasi di Tanjung Buli, Halmahera Timur, Minggu (29/6), Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menegaskan pemanfaatan sumber daya alam melalui hilirisasi memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi niat besar pemerintah pusat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia, termasuk Maluku Utara,” ujar Sherly.
Sherly juga menegaskan bahwa masyarakat adat yang ada di Maluku Utara mendukung penuh agenda pemerintah. Ia merinci ada setidaknya 11 suku yang siap mendukung kemajuan Maluku Utara.
"Karena masa depan bukan semata-mata soal teknologi yang canggih, tapi juga tentang hati yang peduli, tangan yang bekerja, dan komitmen kita untuk memastikan bahwa semua daerah dan semua masyarakat ikut maju bersama," kata Sherly.
Ia menambahkan, kehadiran Antam bersama mitra strategis menunjukkan peran negara yang nyata dalam menghadirkan pembangunan berkeadilan.
Dengan dukungan dari pemerintah pusat, daerah, dan DPR RI, proyek ini diyakini akan memperkuat kualitas hidup masyarakat serta membuka akses ekonomi baru di kawasan timur.