Kendari (ANTARA) - Museum Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat jumlah kunjungan di museum di wilayah itu pada periode Januari-Juni 2025 mencapai 2.367 orang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum dan Taman Budaya Sultra Laudin, di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa jumlah kunjungan tersebut turun sebanyak 1.268 orang, jika dibandingkan pada tahun 2024 lalu di periode yang sama mencapai 3.635 orang.
"Kunjungan di Museum ini turun karena adanya libur sekolah, dan cuaca buruk, misalnya musim hujan," kata Laudin.
Dia menyebutkan bahwa turunnya jumlah kunjungan di Museum Sultra tersebut, sebab tidak adanya juga sirkulasi koleksi museum guna menghindari tingkat kebosanan pengunjung.
Selain itu, Di Museum tersebut informasi yang diberikan hanya mengandalkan kepada label koleksi yang tidak dilengkapi secara lengkap, kemudian dengan pemandu.
Apabila melihat di museum-museum lain, sesungguhnya di pemberian informasi tentang koleksi museum itu harusnya ada empat tahapan yang harus diberikan informasi agar tingkat pengunjung itu akan lebih banyak, yaitu label, kemudian ada pemandu, ada foto, dan ada sejarah tentang asal benda itu sendiri.
"Kita di sini hanya mengandalkan informasi koleksi itu hanya dari asal bendanya, kemudian kadang teman-teman tidak mengikutkan dengan sejarahnya. Sebenarnya itu penting," ujarnya.
"Dan saya bersyukur, setelah Pak Gubernur melihat langsung keadaan ruang tetap museum, Itu beliau mendukung sekali agar saya memasukkan penataan ulang ruang-ruang tetap. Jadi, semua koleksi ini kita akan ditata ulang dan dilengkapi dengan informasi-informasi yang memadai," ujar Laudin.
Dia menjelaskan bahwa pengunjung di Museum Sultra didominasi dari kalangan pelajar, yaitu mulai dari kalangan mahasiswa, sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama, sekolah dasar, taman kanak-kanak (TK), mahasiswa dan masyarakat umum.
"Kalau seperti SMA dan SMP itu berkaitan dengan pelajaran mereka. Sedangkan mahasiswa datang disini itu berkaitan dengan keilmuan mereka. jadi ada keterkaitan dengan penelitian," cakapnya.
Ia menambahkan bahwa peran penting masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya di museum tersebut juga sangat penting. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung, museum semakin menjadi salah satu destinasi utama dalam melestarikan dan mengenalkan budaya Sultra kepada masyarakat luas.
Untuk meningkatkan kunjungan di Museum tersebut, Gubernur Sultra merencanakan untuk melakukan renovasi terhadap sejumlah fasilitas di tempat itu.
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka mengatakan kondisi fasilitas di museum sudah tidak layak, ditambah lagi koleksi yang dipamerkan kurang lengkap, sehingga belum menggambarkan perjalanan budaya atau sejarah di daerah dengan sebutan "Bumi Anoa" itu.
"Standar saya bukan begini. Saya sudah lihat fasilitasnya nanti kita akan perbaiki," katanya.
Dia mengungkapkan museum sepatutnya menjadi tempat edukasi yang menceritakan sejarah, seni, budaya-budaya, hasil kekayaan alam, termasuk satwa-satwa endemik seperti Anoa yang dimiliki Sultra.
Ia juga menyoroti sejumlah fasilitas dan koleksi yang ditampilkan masih kurang untuk menggambarkan sejarah budaya di Sultra, karena proyeksi ke depan, museum itu akan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara
"Kalau nanti kita wajibkan setiap wisatawan yang datang ke sini, maka tempat ini bisa dikunjungi, tapi saya lihat masih kurang, makanya nanti kita akan renovasi," ujar dia.
Dia akan meminta Dikbud Sultra dan UPTD Museum untuk memaparkan rencana fasilitas dan gambaran kondisi museum sebelum nantinya disetujui dilakukan renovasi.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Kadis Dikbud Sultra Aris Badara mengungkapkan terkait dengan renovasi museum di mana pihaknya akan membuat rancangan untuk melihat fasilitas apa saja yang nantinya bisa direnovasi seluruhnya atau hanya sebagian gedung.
Ia menyampaikan rancangan tersebut sekaligus dengan alokasi anggaran yang disiapkan karena museum menjadi bagian dari unit pelaksana teknis daerah (UPTD) yang dikelola Dikbud Sultra.
"Kita tahu tadi Bapak Gubernur punya skema tersendiri terkait dengan bagaimana membangun museum, karena sangat mencintai budaya dan menginginkan museum ini ada perkembangan, termasuk menambah koleksi yang belum ada di museum ini," ujar Aris.*