Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, lnvestasi, dan Pajak Asosiasi Asuransi Jiwa lndonesia (AAJI) Simon lmanto menyatakan bahwa investasi pelaku industri asuransi jiwa pada Surat Berharga Negara (SBN) tumbuh 12,9 persen year-on-year (yoy) selama triwulan I 2025.
“Total aset industri pada akhir Maret 2025 tercatat Rp616,94 triliun, turun tipis 0,6 persen (yoy). lnstrumen saham dan reksa dana mengalami koreksi cukup dalam, namun penempatan di SBN justru meningkat,” ujar Simon lmanto di Jakarta, Rabu (4/6) sore.
Ia mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya tekanan terhadap portofolio investasi industri akibat gejolak pasar.
Ia menuturkan bahwa portofolio Surat Berharga Negara (SBN) mengalami pertumbuhan sebesar 12,9 persen yoy menjadi Rp214,23 triliun, dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 39,6 persen.
Portofolio investasi lainnya yang mengalami kenaikan adalah sukuk korporasi sebesar 12,3 persen yoy menjadi Rp51,67 triliun, dengan kontribusi 9,6 persen.
Sementara portofolio saham mengalami penurunan sebesar 19 persen yoy menjadi Rp119,79 triliun, dengan kontribusi sebesar 22,1 persen.
Portofolio reksa dana juga turun 10,5 persen yoy menjadi Rp65,79 triliun, dengan kontribusi 12,2 persen, sedangkan portofolio deposito menurun 7,9 persen yoy menjadi Rp36,43 triliun, dengan kontribusi 6,7 persen.
Simon mengatakan bahwa penempatan investasi pelaku industri asuransi jiwa pada SBN menunjukkan partisipasi industri tersebut terhadap pembangunan dan perekonomian nasional.
Selain itu, langkah investasi tersebut juga mencerminkan sikap para pelaku industri yang berhati-hati (prudent) dalam menjalankan strategi investasi, mengingat SBN memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan aset investasi lainnya.
“Penempatan di SBN menunjukkan komitmen industri untuk berperan aktif dalam mendukung pembiayaan negara, sejalan dengan regulasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang menekankan aspek kehati-hatian dan keberlanjutan,” kata Simon.
Bercermin dari gejolak pasar modal pada awal tahun ini akibat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menegaskan pentingnya komunikasi terbuka antara pelaku industri dan nasabah.
"Asuransi jiwa adalah kontrak jangka panjang. Kami mengedepankan strategi investasi yang berorientasi pada perlindungan nasabah. Edukasi kepada pemegang polis sangat penting agar tidak muncul kepanikan yang tidak perlu akibat fluktuasi jangka pendek,” ucap Budi Tampubolon.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Investasi SBN industri asuransi jiwa naik 12,9 persen pada triwulan I